Kemaren… 2 Tahun yang Lalu…

Kemaren… dua tahun yang lalu… ada anak yang kehilangan ibunya… ada bapak yang kehilangan anaknya… ada ibu yang kehilangan kakinya… dan ribuan orang kehilangan tempat berteduh…

Lagi ngeh kemaren sore… ternyata kemaren tanggal 27 Mei adalah peringatan 2 tahun gempa Jogja Jateng… wuahh ternyata udah 2 tahun yang lalu, aku mengalami yang namanya puncak kepanikan…mungkin cuma sekali itulah aku bener2 panik selama hidupku…

aku inget banget hari itu hari Sabtu… jam 05.45 aku baru bangun tidur… ngeloyor ke sumur, karena tugas aku sebagai tukang laundry… dan seperti biasa kulihat mami tersayang lagi masak buat sarapan pagi kami berdua (kami waktu itu memang cuma tinggal berdua di rumah) … tiba2 saja aku kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh ke bibir sumur… ku dengar mami menjerit karena beliau juga terjatuh… kulihat atap rumahku bergoyang2 hebat… kudongakkan kepalaku dan menara air yang ada di dekatku juga bergoyang dengan dahsyatnya… padahal menara air itu punya tiang dari beton… aku ga mungkin melarikan diri ke pintu depan, karena terlalu jauh dan harus melewati ruang keluarga, yang mana berarti aku harus berlari melintasi dalam rumah… aku tau resiko akan runtuhnya rumahku…

jadi aku teriak ke mami, supaya lari ke belakang mengikutiku… sekuat tenaga aku membuka pintu belakang… mungkin karena saking paniknya… pintu belakang malah jadi ga bisa dibuka (waktu itu aku ga ngeh kalo ternyata pengait pintu bagian bawah ga aku buka… hal ini baru kusadari ketika keesokan harinya kulihat pengunci pintu itu bengkok karena pintu kubuka paksa) … kulihat mami berjalan terseok-seok mengikutiku dan tiba2 dia terjatuh dan begitu mencoba berdiri beliau jatuh lagi begitu terus… aku semakin kuat membuka paksa pintu…

Tiba2 byur… ada air mengguyurku cukup banyak… ternyata menara air begitu kencangnya bergoyang hingga airnya tumpah… aku ga memedulikannya… aku tetap fokus membuka pintu, dan ketika pintu akhirnya terbuka, aku segera berlari ke luar sambil berteriak pada mami untuk segera keluar… aku ga peduli menjadi satu2nya pelarian yang lari keluar dalam keadaan basah kuyup…

ketika aku melihat sekeliling, aku semakin takjub saja… rumah2 mulai runtuh… genting2 mulai berhamburan jatuh… balok2 beton mulai berjatuhan… Oh Tuhan… aku berlari mengitari rumah dan merasakan kepanikan semakin dalam dari para tetanggaku yang berlarian keluar…

aku memandangi rumahku tercinta… dia tetap kokoh berdiri… genting2nya cuma melorot sedikit… dan dinding yang mulai retak-retak tapi masih cukup kuat untuk tetap berdiri…

Tiba2 dari arah selatan, motor2 berlari dengan kencang ke arah utara… orang mulai berteriak-teriak, “Aiiirrrr!!! Aiiirrr!!!”
kami semua yang masih bergerombol di jalanan menjadi panik lagi… tsunami kah?? bayanganku sudah begitu mengerikannya… gambaran Aceh berkelebatan di benakku… segera aku berlari ke mobil dan mami segera aku minta untuk bersiap2… “Mami!!! Cepat!! Kita ngungsi!!”

Kami menuju keluar kota ke utara… Rumah saudara di kota Magelang menjadi tujuan kami… sepanjang perjalanan kutahan diriku supaya tidak bertambah panik, karena jalanan yang begitu chaos… dimana2 macet… tapi untunglah aku segera menemukan jalan keluar dari kota jogja, walaupun lewat jalan2 tikus… inilah keuntungan ketika dulu aku menghabiskan hampir 60% waktuku di jalanan… aku jadi hapal bagian2 terkecil dari kotaku ini…

Selama beberapa bulan kami ga berani tidur di kamar kami masing-masing… gempa kecil2 masih terus terjadi… kami pun memindahkan kamar kami ke garasi… kami tidur di garasi, kami nonton TV di garasi, kami makan di garasi… Satu2nya hiburan untukku adalah World Cup 2006 dan buku Da Vinci Code…

Memori kepanikan itu begitu membekas… sampe sekarang pun aku masih suka glagapan kalo ada suara yg bergemuruh… karena gempa itu selalu didahului dengan suara bergemuruh seperti suara pesawat… kadang aku berpikir… aku yang ‘cuma’ mengalami gempa 5.7 SR (kalo ga salah inget) bisa setrauma itu… bagaimana dengan orang2 Aceh yang mengalami gempa 9 SR sekaligus tsunami…? membayangkannya pun aku ga berani…

dan sekarang… 2 tahun berlalu… semakin banyak bencana yang terjadi… alam seperti sedang berbenah diri dan sedang dalam proses katastropi… dan seperti yang udah kita tahu, alam selalu menyeleksi siapa saja yang masih bisa tinggal bersamanya… seleksi alam dan survivor… tidak bisa tidak…

semoga kita semua selalu diberkati keselamatan…

Filed under: Carra's Life, Carra's Life, sedih